Salah satu ketakutan anak yang paling besar adalah ketika anak akan berkhitan. Ketakutan ini sebenarnya di dasarkan dari pengalaman orang terdahulu yang mendoktrin anak bahwa khitan itu sakit karena menggunakan suntikan dan memotong dengan gunting. Sehingga pikiran anak menjadi tersetting bahwa tindakan ini sakit.
Memang pada zaman dahulu berkhitan dengan menggunakan peralatan sederhana dan terbatas. Sehingga pada zamannya tindakan ini lebih menimbulkan sakit. Namun, seiring berkembangnya teknologi dan ditemukannya berbagai peralatan yang menunjang untuk khitan. Kini berkhitan tidak lagi menggunakan jarum, tidak sakit dan menakutkan. Namun, beberapa anak masih saja ketakutan dikarenakan dari sisi psikologis anak sedari awal sudah memiliki kecenderungan rasa takut yang besar.
Tugas dari orang tua yaitu harus mempersiapkan mental anak agar berani dan bisa di khitan tanpa suatu paksaan. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
Memberikan hadiah
Anak cenderung mau untuk melakukan sesuatu biasanya harus dibujuk dengan menggunakan hadiah. Hal inilah yang mendasari memberikan hadiah adalah cara yang efektif untuk membujuk anak berkhitan. Hadiah dapat berupa mainan, uang, sepatu, sepeda atau liburan suatu hal yang disukai oleh anak. Anggap saja hadiah ini sebagai reward karena sudah berani berkhitan.
Mengatakan hal-hal yang positif
Perlu memberikan pengertian kepada anak dengan jujur bahwa berkhitam memang sakit. Hanya saja sakitnya hanya ketika pemberian bius awal, rasanya seperti di gigit semut/di cubit. Orang tua harus bisa memberikan motivasi seperti tersebut agar anak mau berkhitan. Orang tua juga dapat memberikan kata-kata positif seperti “kakak kan anak berani pasti tidak takut di khitan” atau Tuh, lihat. Teman adik yang kemarin disunat saja berani dan tidak nangis, kok. Adik juga pasti bisa”
Jangan mengancam anak
Disadari atau tidak, rasa takut berkhitan sering diakibatkan karena sudah di setting oleh lingkungan external anak. Kadang ketika anak rewel atau nakal orang tua sering melontarkan kata “kalo rewel nanti disunat” ini menjadi suatu media untuk menghukum anak dan menimbulkan kesan takut di khitan. Meski terlihat sepele, kalimat ini menimbulkan pengertian lain dalam diri anak dan menimbulkan kesan bahwa berkhitan itu sakit.
Jangan memaksa anak
Jangan memaksakan anak jika tidak ingin di khitan. Mengapa? Karena mental anak akan terpengaruhi dan semakin takut berkhitan. Orang tua dapat menunggu anak sampai bersedia sembari memberikan pengertian secara pelan-pelan. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan buku atau tontonan-tontonan yang berhubungan dengan khitan agar anak bisa tahu sebenarnya seperti apa khitan itu.
Memberikan pengertian
Memberikan pengertian bahwa khitan merupakan perintah agama dan wajib bagi seorang muslim laki-laki. Berhitan juga merupakan suatu bentuk ketakwaan seorang muslin yang merupakan perintah langsung dari Allah dan Rasulnya.
Itulah berberapa motivasi dan tips agar anak mau berkhitan tanpa rewel dan ketakutan.