Ini Dia Tips Mengobati Luka Bakar Akibat ALiran Listrik, Simak Yuk!

Ini Dia Tips Mengobati Luka Bakar Akibat ALiran Listrik, Simak Yuk!

Luka bakar merupakan suatu bentuk kerusakan ataupun kehilangan jaringan yang dapat disebabkan oleh panas (api, cairan/lemak panas, dan uap panas), radiasi, listrik, kimia. Luka yang terbakar merupakan jenis trauma yang merusak dan mengubah berbagai sistem tubuh. Luka yang terbakar timbul ketika terjadi sentuhan antara permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang berhubungan dengan pergerakan dan interaksi antar elektron. Amper merupakan satuan yang digunakan untuk tingkat pergerakan elektron. Setiap 6.242×1018 elektron melewati 1 detik, 1 amper telah terlewati. Pada masa kini hal tersebut dapat membunuh atau melukai seseorang dan menimbulkan luka listrik. 1 amper sama dengan kekuatan untuk mengaliri arus listris bola lampu 100 watt.

Sengatan listrik adalah suatu reaksi fisiologis yang ditandai dengan adanya nyeri dan spasme otot, akibat adanya kontak dengan sumber listrik dan penjalaran arus listrik ke seluruh tubuh. Tubuh manusia merupakan konduktor (perantara) yang baik bagi listrik. Luka bakar, kerusakan organ dalam, gangguan irama jantung, dan bahkan kematian dapat di sebabkan oleh sengatan listrik ini.

Patofisiologi

Adanya paparan panas yang mengenai pada permukaan kulit menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah kapiler kulit dan peningkatan permeabilitasnya. Peningkatan permeabilitas akan menimbulkan reaksi edema jaringan dan pengurangan cairan intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka yang terbakar bakar menimbulkan kehilangan cairan karena terjadi penguapan cairan berlebihan di derajat 1, penumpukan cairan pada bula luka bakar derajat 2, dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat 3.

Jika luka bakar yang ditimbulkan < 20% biasanya masih terkonpensasi oleh keseimbangan tubuh. Namun, bila >20%, akan meningkatnya resiko syok hipovolemia ditandai dengan adanya gelisah, pucat, dingin, nadi lemah dan cepat serta penurunan tekanan darah dan produksi urin. Kulit manusia hanya dapat mentoleransi panas pada suhu 44oC (111oF) selama 6 jam sebelum akhirnya akan menimbulkan cedera termal.

Fase luka bakar

Terdapat fase-fase dalam luka bakar yaitu:

  1. Fase akut/syok/awal

fase ini dimulai ketika pasien mulai datang di Instalasi Gawat Darurat (IGD)/unit luka bakar. Pasien biasanya akan mengalami ancaman berupa gangguan airway (jalan napas), breating (mekanisme bernapas) dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway dapat timbul segera ataupun beberapa saat setelah trauma. Obstruksi jalan napas dapat terjadi 48-72 jam paska trauma pada cedera inhalasi. Gangguan keseimbangan baik cairan dan elektrolit dapat menyebabkan syok hipovolemia.

  1. Fase subakut/flow/hipermetabolik

Fase berlangsung setelah syok teratasi. Problem yang timbul pada fase ini dapat berupa terjadinya proses inflamasi atau infeksi pada luka bakar, problem penutupan luka dan keadaan yang hipermetabolisme.

  1. Fase Lanjut

Pasien dinyatakan sembuh dan boleh kontrol rawat jalan. Permasalahan yang timbul di fase ini beruoa terbentuknya kelainan/penyulit seperti jaringan parut hipertrofik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.

Derajat luka bakar

Luka bakar di identifikasi tergantung dari derajat sumber, penyebab dan lamanya kontak dengan permukaan tubuh. Dibagi menjadi:

  1. Luka bakar derajat 1

Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superfisial)/epidermal burn. Ditandai dengan gejala eritema, sedikit edema, tidak ada bula, dan nyeri. Pada hari ke 4 sering dijumpai deskuamasi. Pemberian salep antibiotik dan pelembab kulit dapat diberikan dan tidak perlu pembalutan.

  1. Luka bakar derajat 2

Kerusakan terjadi meliputi epidermis dan sebagian dermis berupa proses inflamasi dan eksudasi. Ditantai dengan adanya bula. Terdiri dari:

  1. Dangkal/superfisial/superficial partial thickness

Kerusakan jaringan pada epidermis-dermis. Ditandai kemerahan, edema, dan nyeri. Luka lebih pucat jika terkena tekanan. Masih ditemukan folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Penyembuhan spontan dalam 10-14 hari tanpa sikatrik, namun warna kulit sering tidak sama dengan sebelumnya. Perawatan luka berupa pembalutan dan pemberian salep antibiotik.

  1. Dalam/deep partial thickness

Kerusakan jaringan terjadi hampir pada seluruh dermis. Ditandai dengan eritem, bula,nyeri namun tidak lebih sakit dari derajat 2A dan sebagian berwarna putih akibat variasi vaskularisasi. Folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea tinggal sedikit. Penyembuhan berkisar 3-9 minggu dan meninggalkan jarignan parut.

  1. Luka bakar derajat 3

Kerusakan jaringan meliputi seluruh tebal kulit hingga subkutis, otot dan tulang. Epitel tidak ada, bula tidak ditemukan, kulit yang terbakar berwarna keabu-abuan pucat hingga warna hitam kering(nekrotik). luka sering tidak nyeri. Penyembuhan lebih sulit karena tidak terjadi epitelialisasi spontan

Penatalaksanaan luka yang terbakar

Pertolongan pertama pada pasien dengan luka yang terbakar sebelum dibawa ke rumah sakit yaitu dengan cara menyingkirkan sumber luka bakar tanpa membahayakan penolong, kemudian penatalaksanaan mengikuti prinsip dasar resusitasi trauma:

  • lakukan survei primer singkat dan segera atasi permasalahan yang ditemukan.
  • singkirkan pakaian dan perhiasan yang melekat
  • jika pernapasan dan sirkulasi telah teratasi, lakukan survei sekunder

Airway dan breating

Managemen airway pada luka yang terbakar penting dilakukan karena dapat berakibat komplikasi yang serius. Kondisi yang serius terutama pada curiga adanya cedera inhalasi, luka bakar terjadi di ruang tertutup. Cedera inhalasi jarang terjadi di ruang terbuka atau ruangan dengan ventilasi yang baik. Tandanya berupa hilangnya rambut-rambut wajah dan sputum hitam. Pemberian oksigenasi >90% segera dilakukan. Bila perlu lakukan intubasi. Stidor dapat ditemukan dalam beberapa jam pada pasien dengan airway stabil.

Circulation

Akses cairan intravena dan pemberian resusitasi cairan sangat penting untuk segera dilakukan. Lokasi pemberian akses intavena adalah pada area kulit yang tidak mengalami luka yang terbakar, namun jika tidak mungkin maka dapat dilakukan pada luka yang terbakar. Pemberian akses intavena diberikan sebelum terjadinya edema jaringan yang menyebabkan kesulitan pemasangan infus. Pemasangan vena central dapat dipertimbangkan jika vena perifer tidak ditemukan. Cairan RL dan NaCl 0,9% tanpa glukosa dapat diberikan 1-2 akses intravena. Pemasangan kateter foley digunakan untuk memonitor produksi urin dan keseimbangan cairan

Evaluasi Lanjut

Selang nasogastric digunakan untuk dekompresi lambung dan jalur masuk makanan. Evaluasi semua denyut nadi perifer dan dinding thorax untuk kemungkinan timbulnya sinrom kompartemen terutama pada luka bakar sirkumferensial. Observasi menyeluruh pada edema jaringan terutama pada ekstremitas dan kemungkinan terjadinya gagal ginjal. Elevasi tungkai dapat dilakukana untuk mengurangi edema pada tungkai.

Dermato terapi pada luka bakar

Luka bakar menyebabkan hilangnya barrier pertahanan kulit sehingga memudahkan timbulnya koloni bakteri atau jamur pada luka, dengan adanya resiko penetrasi patogen ke jaringan yang lebih dalam dan pembuluh darah sehingga menyebabkan infeksi sistemik yang mengarah pada kematian. Pemberian terapi antimikroba topikal dalam bentuk salep atau cairan kompres/rendam seperti: silver sulfadiazine, mafenide acetate, silver nitrate, povidone-iodine, bacitracin, neomycin, polymyxin B dan antifungal nystatin, mupirocin dan preparat herbal seperti Moist exposed Burn Ointment/Therapy (MEBO/MEBT).

Anggowarsito, Jose. 2014. Luka Bakar Sudut Pandang Dermatologi. Jurnal Widya Medika Surabaya

Sampai jumpa lagi di artikel lainnya..

salam Jagoan Khitan

Baca Juga:

HERNIA itu apa ? Simak yuk !

HERNIA itu apa ? Simak yuk !

Hernia adalah suatu penonjolan kantung peritoneum, suatu organ atau lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita (didapat). secara struktur hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi.

Pada type abdomen, isi perut menonjol melalui defek (bagian lemah) dari lapisan muskulo aponeurotik dinding perut.

Epidemiologi

Sekitar 75% hernia terjadi pada lipatan paha yaitu hernia inguinal direk, indirek  serta hernia femoralis; hernia insisional 10%, hernia ventralis 10%, hernia umbilikus 3% dan hernia lainnya 3%. pada hernia inguinalis lebih sering pada laki-laki dari pada perempuan.

Etiologi

Klasifikasi

Berdasarkan tempat terjadinya hernia, terbagi atas:

  1.  Femoralis, Pintu masuknya yaitu annulus femoralis. Kemudian, isi masuk ke dalam kanalis femoralis yang bentuknya seperti corong sejajar dengan vena femoralis sepanjang +-2cm dan keluar pada fosa ovalis.
  1. Umbilikalis, pada umbilikus yang hanya tertutupi oleh peritoneum dan kulit karena penutupan inkomplet dan tidak adanya fasia umbilikalis.
  1. Paraumbilikus, terjadi melalui celah di garis tengah di tepi cranial umbilikus, jarang terjadi di tepi kaudalnya.
  1. Epigastrica, Disebut juga hernia linea alba yaitu hernia yang keluar dari defek di linea alba antara umbilikus dan prosessus xifoideus.
  1. Ventralis, Nama lainnya yaitu hernia insisional dan hernia sikatriks. Ditujukan untuk semua hernia yang terjadi pada dinding perut bagian anterolateral.
  1. Lumbalis, hernia yang terjadi pada derah lumbal antara costae XII dan krista iliaka, terdapat dua trigonum masing-masing yaitu trigonum kostolumbalis superior (ruang grijinfelt/lesshaft) berbentuk segitiga terbalik dan trigonum kostolumbalis inferior atau trigonum iliolumbalis berbentuk segitiga.
  1. Hittre, Hernia yang sangat jarang dijumpai. Hernia yang berisi divertikulum meckle.
  1. Spiegheli, Hernia vebtralus dapatan yang menonjol di linea semilunaris dengan atau tanpa isi melalui fasia spieghel.
  1. Obturatiria, Hernia yang melalui foramen obturatorium.
  1. Perinealis, Tonjolan hernia pada perineum melalui otot dan fasia, melewati defek dasar panggul yang dapat terjadi secara primer pada perempuan multipara atau sekunder pasca operasi pada perineum, seperti prostatektomi, reseksi rektum secara abdominoperineal dan eksenterasi pelvis.  
  1. Hernia pantalon, Kombinasi antara hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi.

Menurut sifatnya hernia dibagi menjadi :

  1. Reponibel, Terjadi apabila isi hernia dapat keluar-masuk. Usus keluar ketika berdiri atau mengejan dan masuk lagi ketika berbaring atau bila di dorong masuk ke dalam perut. Selama reponibel tidak ada keluhan nyeri atau obstruksi usus.
  1. Ireponibel, Terjadi apabila isi hernia tidak dapat direposisi ke dalam rongga perut. Biasanya disebabkan oleh pelekatan isi kantong kepada peritoneum kantong hernia.
  1. Inkaserata atau Srangulate, Apabila isi hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Hernia inkarserata lebih kepada untuk hernia ireponibel yang disertai gangguan pasase, sedangkan hernia strangulata digunakan untuk menyebut hernia ireponibel yang disertai gangguan vaskularisasi.
  1. Richter, Jika strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus. Komplikasi dari ini adalah perforasi usus.
  1. Interparietalis, Hernia dengan kantung yang menjorok kedalam celah antar lapisan dinding perut
  1. Eksterna, Hernia yang menonjol keluar melalui dinding perut, pinggang atau perineum
  1. Interna, Hernia dengan tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam rongga perut, seperti foramen wisliw, resesus retrosekalis atau defek dapatan pada mesenterium setelah operasi anastomosis usus.
  1. Insipien, Hernia yang membalut adalah hernia indirect pada kanalis inguinalis yang ujungnya tidak keluar dari anulus eksternus.
  1. \ Hernia dengan kantungnya berasal dari organ yang letaknya ekstraperitoneal.

Jenis-jenis Hernia terdiri atas beberapa jenis, yaitu:

  1. Hernia inguinalis, terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak di rongga perut mencuat ke selangkangan. Hernia inguinalis merupakan jenis hernia yang paling sering terjadi dan pria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
  2. Hernia femoralis, terjadi ketika jaringan lemak atau sebagian usus mencuat ke paha atas bagian dalam. Risiko wanita menderita jenis hernia ini lebih tinggi, terutama wanita hamil atau memiliki berat badan berlebih (obesitas).
  3. Hernia umbilikus, terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak mendorong dan mencuat di dinding perut, tepatnya di pusar. Jenis hernia ini biasanya dialami oleh bayi dan anak di bawah usia 6 bulan akibat lubang tali pusat tidak tertutup sempurna setelah bayi lahir.
  4. Hernia Hiatus, terjadi ketika sebagian lambung mencuat ke dalam rongga dada melalui diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut). Jenis hernia ini umumnya terjadi pada lansia (>50 tahun). Jika seorang anak mengalami hernia hiatus, kondisi tersebut disebabkan oleh kelainan bawaan.
  5. Hernia insisional, terjadi ketika usus atau jaringan mencuat melalui bekas luka operasi di bagian perut atau panggul. Hernia insisional dapat terjadi bila luka operasi di perut tidak menutup dengan sempurna.
  6. Hernia epigastrik, terjadi ketika jaringan lemak mencuat melalui dinding perut bagian atas, tepatnya dari uluhati hingga pusar.
  7. Hernia spigelian, terjadi ketika sebagian usus mendorong jaringan ikat (spigelian fascia) yang terletak di sisi luar otot rektus abdominus, yaitu otot yang membentang dari tulang rusuk hingga tulang panggul dengan karakteristik tonjolan yang dikenal dengan ‘six pack’. Hernia spigelian paling sering timbul di daerah sabuk spigelian, yaitu daerah pusar ke bawah.
  8. Hernia Diafragma, terjadi ketika sebagian organ lambung mencuat masuk ke rongga dada melalui celah diafragma. Hernia jenis ini juga dapat dialami oleh bayi ketika pembentukan diafragma kurang sempurna.
  9. Hernia otot, terjadi ketika sebagian otot mencuat melalui dinding perut. Jenis hernia ini juga dapat terjadi pada otot kaki akibat cedera saat berolahraga.

Penyebab Hernia
Hernia disebabkan oleh kombinasi antara kondisi otot yang tertarik dan melemah. Ada beberapa hal yang menyebabkan otot tubuh melemah, yaitu :

  • Usia.
  • Batuk kronis.
  • Bawaan lahir, terutama di pusar dan diafragma.
  • Cedera atau komplikasi dari operasi di bagian perut.

Selain itu, ada sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hernia, terutama ketika otot tubuh mulai melemah. Di antaranya adalah :

  • Terlalu sering mengangkat beban berat.
  • Konstipasi yang menyebabkan penderitanya harus mengejan saat buang air besar.
  • Kehamilan yang menyebabkan meningkatnya tekanan dalam dinding perut.
  • Penumpukan cairan di dalam rongga perut.
  • Berat badan meningkat secara tiba-tiba.
  • Bersin yang berlangsung lama.

Penyakit seperti cystic fibrosis, secara tidak langsung juga dapat meningkatkan risiko hernia. Kondisi ini menyebabkan terganggunya fungsi paru sehingga memicu batuk kronis.

Gejala Hernia

Gejala hernia bervariasi, tergantung lokasi dan tingkat keparahan. Hernia di perut atau selangkangan ditandai dengan munculnya benjolan atau tonjolan yang dapat hilang ketika berbaring. Namun, benjolan dapat muncul kembali ketika penderita tertawa, batuk, atau mengejan. Gejala hernia lainnya adalah :

  • Nyeri di area benjolan, terutama ketika mengangkat atau membawa benda berat.
  • Rasa berat dan tidak nyaman di perut, terutama ketika membungkuk.
  • Konstipasi.
  • Ukuran benjolan semakin membesar seiring waktu.
  • Benjolan di selangkangan.

Hernia hiatus juga ditandai dengan gejala nyeri dada, sulit menelan (disfagia), dan heartburn. Segera periksakan diri ke dokter, terutama jika mengalami gejala rasa nyeri hebat dan muncul secara tiba-tiba, muntah, sulit buang air besar, serta benjolan mengeras, sakit ketika disentuh, dan sulit didorong masuk.

Diagnosis Hernia

Diagnosis hernia dilakukan melalui pemeriksaan fisik. Dokter akan meraba bagian perut atau selangkangan pasien untuk merasakan benjolan atau tonjolan yang dapat terlihat ketika pasien berdiri atau batuk.

Untuk hernia hiatus, dokter akan melakukan pemeriksaan barium edema dan endoskopi dalam proses diagnosis. Barium edema adalah pemeriksaan foto Rontgen dengan menggunakan bantuan cairan barium yang ditelan untuk menghasilkan gambar detail bagian dalam saluran pencernaan. Jenis pemeriksaan ini juga digunakan untuk mendeteksi obstruksi usus.

Tes pencitraan juga dilakukan untuk memastikan diagnosis dan mendeteksi gangguan lain yang mungkin disebabkan oleh hernia, seperti :

  • USG, untuk memperoleh gambaran bagian dalam organ perut dan panggul.
  • CT scan, untuk memeriksa organ-organ bagian dalam rongga perut.
  • MRI, untuk mendeteksi adanya robekan pada otot perut, meskipun tidak terlihat tonjolan.

Pengobatan Hernia

Sebelum menentukan langkah pengobatan, ada sejumlah faktor pertimbangan yang dapat memengaruhi keputusan dokter dalam menentukan prosedur operasi, yaitu:

  • Kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
  • Gejala yang muncul dan dampaknya terhadap kehidupan pasien.
  • Dokter akan merekomendasikan tindakan operasi jika gejala yang dirasakan semakin memburuk atau telah mengganggu aktivitas pasien sehari-hari.
  • Jenis dan lokasi hernia.
    Isi hernia. Misalnya otot atau sebagian usus yang menyebabkan obstruksi usus atau terganggunya sirkulasi darah ke organ.

source by alodokter.com

SERTIFIKASI KOMPETENSI DOKTER SUNAT DI JAGOAN KHITAN

SERTIFIKASI KOMPETENSI DOKTER SUNAT DI JAGOAN KHITAN

Assalamu’alaikum bunda ayah, bagaimana aktivitasnya hari ini? Semoga lancar ya…. artikel kali ini kita akan ulas sertifikasi kompetensi dokter sunat di jagoan khitan nih..

bunda ayah pernah ga sih merasakan ketakutan ketikan memilih tempat khitan untuk sang buah hati?

Ketakutan apa sih yang sering muncul dibenak bunda dan ayah tentang khitan?

Pasti salah satunya ada ketakutan jika tim medisnya tidak berkompeten atau tak memiliki ijin praktek, sehingga buah hati kita bisa jadi korban malpraktek.

Namun hal tersebut memang wajar ya bunda ayah, karena khitan sendiri berhubungan dengan organ vital dan “masa depan” sang anak. Sehingga sudah semestinya kita sebagai orang tua menginginkan hal yang terbaik, mulai dari alat, tim medis yang melaksanakan dan yang terpenting hasil dari khitan itu sendiri.  Dan pada kesempatan kali ini jagoan khitan kembali hadir menjawab ketakutan bunda ayah dengan pembahasan

“Kompetensi serta sertifikasi yang diraih atau dimiliki Tim Medis Jagoan Khitan.”

Pada jaman modern ini banyak hal yang berkembang pesat, termasuk metode dalam kegiatan khitan.

Berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia medis mendukung terciptanya device atau alat khitan modern seperti klamp, bipolar pen dan stapler dimana alat-alat modern ini mampu memberikan hasil khitan yang estetik dan minim komplikasi.

Tentunya didukung dengan adanya tim medis yang berkompeten dan tersertifikasi sebagai user dari semua alat yang dikembangkan.

Tim medis Jagoan Khitan, yang terdiri dari dokter dan perawat, merupakan tim yang kompeten dan tersertifikasi dalam hal khitan modern.

Hal itu terbukti dengan berbagai kegiatan seminar maupun workshop yang telah diikuti, bahkan sudah dipercaya sebagai pembicara dalam kegiatan seminar berbagai metode khitan modern. Dengan adanya sertifikasi dan kompetensi yang dimiliki tim medis Jagoan Khitan, menjadi alasan kuat untuk menambah kepercayaan orang tua maupun pasien sendiri untuk berkhitan di Jagoan Khitan.  

Berikut berbagai macam sertifikat yang di miliki Tim medis Jagoan Khitan, khususnya pada dokter sunat sebagai subjek utama dalam kegiatan khitan.

  • Khitan Metode Klamp

Khitan modern metode klamp terdiri dari berbagai macamnya seperti : smart klamp, alis klamp, mahdian klamp maupun klamp sejenisnya. Kabar baiknya tim medis Jagoan Khitan telah mengikuti seminar/workhop “Kupas Tuntas Metode Smart Klamp” dan “Kupas Tuntas Metode Mahdian Klamp” yang diselenggarakan langsung oleh Asosiasi Dokter Khitan Indonesia (ASDOKI). Serta sudah tersertifikasi dalam “Penggunaan Alis Klamp” dan “Penggunaan Mahdian Klamp”.

  • Khitan Metode Stapler

Kompetensi dalam khitan modern metode stapler tipe ZSR, RYPS maupun sejenisnya ditunjukkan  oleh tim dokter Jagoan Khitan, dengan telah selesai mengikuti seminar/workhop Stapler ZSR untuk memperoleh “Competence Certified for ZSR Disposable Circumcission Anastomate”.

Tidak hanya sebagai participan Tim dokter juga telah dipercaya menjadi mentor ataupun pembicara dalam workshop stapler antara lain:

  • “Sirkumsisi Ekslusif Stapler ZSR”
  • “Upgrade Circumcision Skill : Stapler Series”
  • “Sirkumsisi Hybrid : Stapler ZSR”

Dan tidak hanya sampai di situ, tim medis jagoan khitan pun di percaya menjadi Agen STAPLER ZSR Wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah Serta Wilayah Papua dan Bali.

  • Metode Lem Atau Tissue Adhesive.

Tim dokter Jagoan Khitan sudah mengikuti “Workhop Sunat Lem Indonesia” sehingga berkompeten dan tersertifikasi dalam melakukan khitan modern dengan metode lem atau tissue adhesive.

  • Kompetensi dan sertifikat lainnya

Selain semua kompetensi dan sertivikasi yang sudah disebutkan di atas, tim medis jagoan khitan  juga mengadakan seminar/workshop “Update Circumcision Technique & Knowledge Sharing” untuk dapat mengupgade tim dokter menjadi kompeten dalam bidang khitan modern.

Dan atas kepercayaan dari bunda dan ayah kepada pada tim medis jagoan khitan, serta pelayanan secara keseluruhan yang diberikan oleh Jagoan Khitan semaksimal mungkin.

Terhitung sejak awal kami berdiri di tahun 2014 sampai bulan April 2021 terdata pasien Jagoan Khitan telah menangani 4102 pasien, yang terdiri dari bayi, anak maupun dewasa. Baik dengan kondisi tanpa penyulit maupun dengan penyulit seperti gemuk, fimosis, hingga revisi khitan.

Jadi, tidak perlu ragu lagi ya bunda ayah untuk mengkhitankan buah hatinya di Jagoan Khitan, akan di tangani langsung oleh tim medis yang sudah berkompeten dan tersertivikasi. Sampai jumpa lagi di artikel lainnya..

salam Jagoan Khitan

Baca Juga:

• Kulit Mukosa Lengket Ke Glans Pasca Khitan
 Cara Memijat Bayi, Supaya Tidur Menjadi Lebih Nyenyak
• Ayah dan Bunda, Harus Tau Manfaat Khitan Bayi