HERNIA itu apa ? Simak yuk !

HERNIA itu apa ? Simak yuk !

Hernia adalah suatu penonjolan kantung peritoneum, suatu organ atau lemak praperitoneum melalui cacat kongenital atau akuisita (didapat). secara struktur hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi.

Pada type abdomen, isi perut menonjol melalui defek (bagian lemah) dari lapisan muskulo aponeurotik dinding perut.

Epidemiologi

Sekitar 75% hernia terjadi pada lipatan paha yaitu hernia inguinal direk, indirek  serta hernia femoralis; hernia insisional 10%, hernia ventralis 10%, hernia umbilikus 3% dan hernia lainnya 3%. pada hernia inguinalis lebih sering pada laki-laki dari pada perempuan.

Etiologi

Klasifikasi

Berdasarkan tempat terjadinya hernia, terbagi atas:

  1.  Femoralis, Pintu masuknya yaitu annulus femoralis. Kemudian, isi masuk ke dalam kanalis femoralis yang bentuknya seperti corong sejajar dengan vena femoralis sepanjang +-2cm dan keluar pada fosa ovalis.
  1. Umbilikalis, pada umbilikus yang hanya tertutupi oleh peritoneum dan kulit karena penutupan inkomplet dan tidak adanya fasia umbilikalis.
  1. Paraumbilikus, terjadi melalui celah di garis tengah di tepi cranial umbilikus, jarang terjadi di tepi kaudalnya.
  1. Epigastrica, Disebut juga hernia linea alba yaitu hernia yang keluar dari defek di linea alba antara umbilikus dan prosessus xifoideus.
  1. Ventralis, Nama lainnya yaitu hernia insisional dan hernia sikatriks. Ditujukan untuk semua hernia yang terjadi pada dinding perut bagian anterolateral.
  1. Lumbalis, hernia yang terjadi pada derah lumbal antara costae XII dan krista iliaka, terdapat dua trigonum masing-masing yaitu trigonum kostolumbalis superior (ruang grijinfelt/lesshaft) berbentuk segitiga terbalik dan trigonum kostolumbalis inferior atau trigonum iliolumbalis berbentuk segitiga.
  1. Hittre, Hernia yang sangat jarang dijumpai. Hernia yang berisi divertikulum meckle.
  1. Spiegheli, Hernia vebtralus dapatan yang menonjol di linea semilunaris dengan atau tanpa isi melalui fasia spieghel.
  1. Obturatiria, Hernia yang melalui foramen obturatorium.
  1. Perinealis, Tonjolan hernia pada perineum melalui otot dan fasia, melewati defek dasar panggul yang dapat terjadi secara primer pada perempuan multipara atau sekunder pasca operasi pada perineum, seperti prostatektomi, reseksi rektum secara abdominoperineal dan eksenterasi pelvis.  
  1. Hernia pantalon, Kombinasi antara hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi.

Menurut sifatnya hernia dibagi menjadi :

  1. Reponibel, Terjadi apabila isi hernia dapat keluar-masuk. Usus keluar ketika berdiri atau mengejan dan masuk lagi ketika berbaring atau bila di dorong masuk ke dalam perut. Selama reponibel tidak ada keluhan nyeri atau obstruksi usus.
  1. Ireponibel, Terjadi apabila isi hernia tidak dapat direposisi ke dalam rongga perut. Biasanya disebabkan oleh pelekatan isi kantong kepada peritoneum kantong hernia.
  1. Inkaserata atau Srangulate, Apabila isi hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Hernia inkarserata lebih kepada untuk hernia ireponibel yang disertai gangguan pasase, sedangkan hernia strangulata digunakan untuk menyebut hernia ireponibel yang disertai gangguan vaskularisasi.
  1. Richter, Jika strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus. Komplikasi dari ini adalah perforasi usus.
  1. Interparietalis, Hernia dengan kantung yang menjorok kedalam celah antar lapisan dinding perut
  1. Eksterna, Hernia yang menonjol keluar melalui dinding perut, pinggang atau perineum
  1. Interna, Hernia dengan tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam rongga perut, seperti foramen wisliw, resesus retrosekalis atau defek dapatan pada mesenterium setelah operasi anastomosis usus.
  1. Insipien, Hernia yang membalut adalah hernia indirect pada kanalis inguinalis yang ujungnya tidak keluar dari anulus eksternus.
  1. \ Hernia dengan kantungnya berasal dari organ yang letaknya ekstraperitoneal.

Jenis-jenis Hernia terdiri atas beberapa jenis, yaitu:

  1. Hernia inguinalis, terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak di rongga perut mencuat ke selangkangan. Hernia inguinalis merupakan jenis hernia yang paling sering terjadi dan pria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.
  2. Hernia femoralis, terjadi ketika jaringan lemak atau sebagian usus mencuat ke paha atas bagian dalam. Risiko wanita menderita jenis hernia ini lebih tinggi, terutama wanita hamil atau memiliki berat badan berlebih (obesitas).
  3. Hernia umbilikus, terjadi ketika sebagian usus atau jaringan lemak mendorong dan mencuat di dinding perut, tepatnya di pusar. Jenis hernia ini biasanya dialami oleh bayi dan anak di bawah usia 6 bulan akibat lubang tali pusat tidak tertutup sempurna setelah bayi lahir.
  4. Hernia Hiatus, terjadi ketika sebagian lambung mencuat ke dalam rongga dada melalui diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut). Jenis hernia ini umumnya terjadi pada lansia (>50 tahun). Jika seorang anak mengalami hernia hiatus, kondisi tersebut disebabkan oleh kelainan bawaan.
  5. Hernia insisional, terjadi ketika usus atau jaringan mencuat melalui bekas luka operasi di bagian perut atau panggul. Hernia insisional dapat terjadi bila luka operasi di perut tidak menutup dengan sempurna.
  6. Hernia epigastrik, terjadi ketika jaringan lemak mencuat melalui dinding perut bagian atas, tepatnya dari uluhati hingga pusar.
  7. Hernia spigelian, terjadi ketika sebagian usus mendorong jaringan ikat (spigelian fascia) yang terletak di sisi luar otot rektus abdominus, yaitu otot yang membentang dari tulang rusuk hingga tulang panggul dengan karakteristik tonjolan yang dikenal dengan ‘six pack’. Hernia spigelian paling sering timbul di daerah sabuk spigelian, yaitu daerah pusar ke bawah.
  8. Hernia Diafragma, terjadi ketika sebagian organ lambung mencuat masuk ke rongga dada melalui celah diafragma. Hernia jenis ini juga dapat dialami oleh bayi ketika pembentukan diafragma kurang sempurna.
  9. Hernia otot, terjadi ketika sebagian otot mencuat melalui dinding perut. Jenis hernia ini juga dapat terjadi pada otot kaki akibat cedera saat berolahraga.

Penyebab Hernia
Hernia disebabkan oleh kombinasi antara kondisi otot yang tertarik dan melemah. Ada beberapa hal yang menyebabkan otot tubuh melemah, yaitu :

  • Usia.
  • Batuk kronis.
  • Bawaan lahir, terutama di pusar dan diafragma.
  • Cedera atau komplikasi dari operasi di bagian perut.

Selain itu, ada sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hernia, terutama ketika otot tubuh mulai melemah. Di antaranya adalah :

  • Terlalu sering mengangkat beban berat.
  • Konstipasi yang menyebabkan penderitanya harus mengejan saat buang air besar.
  • Kehamilan yang menyebabkan meningkatnya tekanan dalam dinding perut.
  • Penumpukan cairan di dalam rongga perut.
  • Berat badan meningkat secara tiba-tiba.
  • Bersin yang berlangsung lama.

Penyakit seperti cystic fibrosis, secara tidak langsung juga dapat meningkatkan risiko hernia. Kondisi ini menyebabkan terganggunya fungsi paru sehingga memicu batuk kronis.

Gejala Hernia

Gejala hernia bervariasi, tergantung lokasi dan tingkat keparahan. Hernia di perut atau selangkangan ditandai dengan munculnya benjolan atau tonjolan yang dapat hilang ketika berbaring. Namun, benjolan dapat muncul kembali ketika penderita tertawa, batuk, atau mengejan. Gejala hernia lainnya adalah :

  • Nyeri di area benjolan, terutama ketika mengangkat atau membawa benda berat.
  • Rasa berat dan tidak nyaman di perut, terutama ketika membungkuk.
  • Konstipasi.
  • Ukuran benjolan semakin membesar seiring waktu.
  • Benjolan di selangkangan.

Hernia hiatus juga ditandai dengan gejala nyeri dada, sulit menelan (disfagia), dan heartburn. Segera periksakan diri ke dokter, terutama jika mengalami gejala rasa nyeri hebat dan muncul secara tiba-tiba, muntah, sulit buang air besar, serta benjolan mengeras, sakit ketika disentuh, dan sulit didorong masuk.

Diagnosis Hernia

Diagnosis hernia dilakukan melalui pemeriksaan fisik. Dokter akan meraba bagian perut atau selangkangan pasien untuk merasakan benjolan atau tonjolan yang dapat terlihat ketika pasien berdiri atau batuk.

Untuk hernia hiatus, dokter akan melakukan pemeriksaan barium edema dan endoskopi dalam proses diagnosis. Barium edema adalah pemeriksaan foto Rontgen dengan menggunakan bantuan cairan barium yang ditelan untuk menghasilkan gambar detail bagian dalam saluran pencernaan. Jenis pemeriksaan ini juga digunakan untuk mendeteksi obstruksi usus.

Tes pencitraan juga dilakukan untuk memastikan diagnosis dan mendeteksi gangguan lain yang mungkin disebabkan oleh hernia, seperti :

  • USG, untuk memperoleh gambaran bagian dalam organ perut dan panggul.
  • CT scan, untuk memeriksa organ-organ bagian dalam rongga perut.
  • MRI, untuk mendeteksi adanya robekan pada otot perut, meskipun tidak terlihat tonjolan.

Pengobatan Hernia

Sebelum menentukan langkah pengobatan, ada sejumlah faktor pertimbangan yang dapat memengaruhi keputusan dokter dalam menentukan prosedur operasi, yaitu:

  • Kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
  • Gejala yang muncul dan dampaknya terhadap kehidupan pasien.
  • Dokter akan merekomendasikan tindakan operasi jika gejala yang dirasakan semakin memburuk atau telah mengganggu aktivitas pasien sehari-hari.
  • Jenis dan lokasi hernia.
    Isi hernia. Misalnya otot atau sebagian usus yang menyebabkan obstruksi usus atau terganggunya sirkulasi darah ke organ.

source by alodokter.com

Puasa saat orang menderita gastritis ? AMANKAH ?

Puasa saat orang menderita gastritis ? AMANKAH ?

Bulan ramadhan merupakan bulan dimana umat islam melakukan ibadah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ibadah yang dijalankan terutama yang kita bahas berpuasa dalam konteks tidak makan dan minum sejak terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari. Selama waktu tersebut kita tidak boleh memasukan makanan maupun minuman ke dalam tubuh. Pada orang dengan sistem pencernaan normal puasa mungkin tidak menimbulkan keluhan medis. Namun, jika seseorang menderita penyakit saluran pencernaan seperti gastritis, apakah akan menimbulkan gejala medis? Berikut ulasannya.

Penyakit pada saluran pencernaan ada berbagai macam. Namun, yang paling sering dialami adalah gastritis. Gastritis merupakan suatu penyakit pada lambung dimana lambung mengalami iritasi akibat dari peningkatan kadar asam dalam lambung. Menurut WHO angka kejadian gastritis berkisar 1.8-2.1 juta dari total populasi per tahun. Sedangkan untuk angka gastritis di indonesia merupakan 40% nya.

Gastritis dapat terjadi baik pada remaja sampai dengan dewasa. Penyebabnya yaitu karena iritasi, infeksi dan makan yang tidak teratur (makan telat, makan terlalu banyak, makan cepat, makan-makanan pedas).

Mayoritas penduduk indonesia adalah muslim dan menjalankan puasa di bulan ramadhan selama 1 bulan penuh. Hal ini membutuhkan fisik yang prima terutama dalam mencegah timbulnya penyakit pada saluran cerna. Dari beberapa penelitian berpuasa ternyata tidak menyebabkan timbulnya penyakit saluran cerna. Malah sebaliknya. Mengapa demikian?

Untuk muslim, esensi dari berpuasa adalah menjaga kelima panca indra agar tidak melakukan hal-hal  yang dilarang oleh agama. Perubahan pola makan saat puasa menyebabkan penyesuaian pada tubuh, khususnya pada sistem saluran pencernaan.

Selama berpuasa, sistem pencernaan berikut enzim dan hormon pencernaan dapat beristirahat selama 14 jam. Berbeda halnya ketika sedang tidak berpuasa sistem pencernaan akan bekerja untuk mencerna makanan secara terus menerus selama 18 jam penuh.

Ketika berpuasa tubuh kita akan beristirahat dari pekerjaan berat mencerna makanan. Ketika berpuasa juga makanan akan lebih mudah diserap dan kuman jahat tidak akan bertahan, sehingga tubuh akan terhindar dari berbagai penyakit dan berefek baik bagi kesehatan. Selama puasa, lambung juga tidak diisi dengan makanan dalam beberapa jam. Pada kejadian ini, produksi asam lambung akan menurun untuk mencegah iritasi akibat asam pada dinding lambung.

Dari suatu pelitian dilakukan pada penderita GERD yaitu suatu penyakit dimana asam lambung naik hingga ke area kerongkongan. Dalam penelitian yang dilakukan pada 130 pasien GERD ini. Kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, GERD yang berpuasa ramadhan dan GERD yang tidak berpuasa. Pasien adalah laki-laki, median usia kedua kelompok adalah 53 tahun.

Hasilnya terdapat perbaikan gejala klinis pada 55 pasien atau 85% pasien GERD yang berpuasa. Setelah dianalisa ternyata terjadi perubahan kebiasaan seperti penurunan konsumsi rokok saat puasa dan makan lebih teratur. Perbaikan klinis ini menyakinkan pasien GERD ataupun penyakit lambung untuk tetap berpuasa ramadhan.

http://www.idionline.org/berita/pasien-maag-malah-membaik-berkat-puasa-ramadhan/

Fauiah, Munaya et al. 2021. The Effect Of Fasting On Health Of Digestion System. Indonesian Journal Of Islam And Public Health

SERTIFIKASI KOMPETENSI DOKTER SUNAT DI JAGOAN KHITAN

SERTIFIKASI KOMPETENSI DOKTER SUNAT DI JAGOAN KHITAN

Assalamu’alaikum bunda ayah, bagaimana aktivitasnya hari ini? Semoga lancar ya…. artikel kali ini kita akan ulas sertifikasi kompetensi dokter sunat di jagoan khitan nih..

bunda ayah pernah ga sih merasakan ketakutan ketikan memilih tempat khitan untuk sang buah hati?

Ketakutan apa sih yang sering muncul dibenak bunda dan ayah tentang khitan?

Pasti salah satunya ada ketakutan jika tim medisnya tidak berkompeten atau tak memiliki ijin praktek, sehingga buah hati kita bisa jadi korban malpraktek.

Namun hal tersebut memang wajar ya bunda ayah, karena khitan sendiri berhubungan dengan organ vital dan “masa depan” sang anak. Sehingga sudah semestinya kita sebagai orang tua menginginkan hal yang terbaik, mulai dari alat, tim medis yang melaksanakan dan yang terpenting hasil dari khitan itu sendiri.  Dan pada kesempatan kali ini jagoan khitan kembali hadir menjawab ketakutan bunda ayah dengan pembahasan

“Kompetensi serta sertifikasi yang diraih atau dimiliki Tim Medis Jagoan Khitan.”

Pada jaman modern ini banyak hal yang berkembang pesat, termasuk metode dalam kegiatan khitan.

Berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia medis mendukung terciptanya device atau alat khitan modern seperti klamp, bipolar pen dan stapler dimana alat-alat modern ini mampu memberikan hasil khitan yang estetik dan minim komplikasi.

Tentunya didukung dengan adanya tim medis yang berkompeten dan tersertifikasi sebagai user dari semua alat yang dikembangkan.

Tim medis Jagoan Khitan, yang terdiri dari dokter dan perawat, merupakan tim yang kompeten dan tersertifikasi dalam hal khitan modern.

Hal itu terbukti dengan berbagai kegiatan seminar maupun workshop yang telah diikuti, bahkan sudah dipercaya sebagai pembicara dalam kegiatan seminar berbagai metode khitan modern. Dengan adanya sertifikasi dan kompetensi yang dimiliki tim medis Jagoan Khitan, menjadi alasan kuat untuk menambah kepercayaan orang tua maupun pasien sendiri untuk berkhitan di Jagoan Khitan.  

Berikut berbagai macam sertifikat yang di miliki Tim medis Jagoan Khitan, khususnya pada dokter sunat sebagai subjek utama dalam kegiatan khitan.

  • Khitan Metode Klamp

Khitan modern metode klamp terdiri dari berbagai macamnya seperti : smart klamp, alis klamp, mahdian klamp maupun klamp sejenisnya. Kabar baiknya tim medis Jagoan Khitan telah mengikuti seminar/workhop “Kupas Tuntas Metode Smart Klamp” dan “Kupas Tuntas Metode Mahdian Klamp” yang diselenggarakan langsung oleh Asosiasi Dokter Khitan Indonesia (ASDOKI). Serta sudah tersertifikasi dalam “Penggunaan Alis Klamp” dan “Penggunaan Mahdian Klamp”.

  • Khitan Metode Stapler

Kompetensi dalam khitan modern metode stapler tipe ZSR, RYPS maupun sejenisnya ditunjukkan  oleh tim dokter Jagoan Khitan, dengan telah selesai mengikuti seminar/workhop Stapler ZSR untuk memperoleh “Competence Certified for ZSR Disposable Circumcission Anastomate”.

Tidak hanya sebagai participan Tim dokter juga telah dipercaya menjadi mentor ataupun pembicara dalam workshop stapler antara lain:

  • “Sirkumsisi Ekslusif Stapler ZSR”
  • “Upgrade Circumcision Skill : Stapler Series”
  • “Sirkumsisi Hybrid : Stapler ZSR”

Dan tidak hanya sampai di situ, tim medis jagoan khitan pun di percaya menjadi Agen STAPLER ZSR Wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah Serta Wilayah Papua dan Bali.

  • Metode Lem Atau Tissue Adhesive.

Tim dokter Jagoan Khitan sudah mengikuti “Workhop Sunat Lem Indonesia” sehingga berkompeten dan tersertifikasi dalam melakukan khitan modern dengan metode lem atau tissue adhesive.

  • Kompetensi dan sertifikat lainnya

Selain semua kompetensi dan sertivikasi yang sudah disebutkan di atas, tim medis jagoan khitan  juga mengadakan seminar/workshop “Update Circumcision Technique & Knowledge Sharing” untuk dapat mengupgade tim dokter menjadi kompeten dalam bidang khitan modern.

Dan atas kepercayaan dari bunda dan ayah kepada pada tim medis jagoan khitan, serta pelayanan secara keseluruhan yang diberikan oleh Jagoan Khitan semaksimal mungkin.

Terhitung sejak awal kami berdiri di tahun 2014 sampai bulan April 2021 terdata pasien Jagoan Khitan telah menangani 4102 pasien, yang terdiri dari bayi, anak maupun dewasa. Baik dengan kondisi tanpa penyulit maupun dengan penyulit seperti gemuk, fimosis, hingga revisi khitan.

Jadi, tidak perlu ragu lagi ya bunda ayah untuk mengkhitankan buah hatinya di Jagoan Khitan, akan di tangani langsung oleh tim medis yang sudah berkompeten dan tersertivikasi. Sampai jumpa lagi di artikel lainnya..

salam Jagoan Khitan

Baca Juga:

• Kulit Mukosa Lengket Ke Glans Pasca Khitan
 Cara Memijat Bayi, Supaya Tidur Menjadi Lebih Nyenyak
• Ayah dan Bunda, Harus Tau Manfaat Khitan Bayi