Infeksi bakteri yang paling sering terjadi pada anak adalah infeksi saluran kemih. Angka kejadian rekurensinya 30% baik pada bayi dan anak akan mengalami ISK kedua setelah 6-12 bulan setelah ISK pertama. Pada anak yang mrngalami kelainan struktur saluran kemih ISK dapat menjadi salah satu tanda awal gejalanya.
ISK diartikan sebagai terkumpulnya suatu kolonialisasi patogen dalam saluran kemih baik di ginjal, ureter, vesica urinaria dan uretra. Tingkat kejadian ISK anak sangat sulit ditentukan karena beragam gejala yang timbul. Mulai dari tanpa gejala sampai dengan urosepsis. Data dari urologic disease in america project menyatakan bahwa ISK pada anak merupakan beban kesehatan yang signifikan. Infeksi traktus urinarius mempengaruhi 2,4-2,8% anak per tahun dan lebih dari 1,1 juta kunjungan poliklinik tiap tahun.
ISK terjadi diakibatkan adanya suatu patogen dalam traktus urinarius. Patogennya dapat berupa jamur, parasit, virus dan bakteri. Bakteri E.Coli merupakan uropatogen yang paling sering menyebabkan ISK dan bakteri ini berasal dari saluran cerna.
Terdapat klasifikasi dari ISK pada anak yaitu sebagai berikut:
Klasifikasi sesuai lokasi
- Sistitis, merupakan infeksi pada mukosa vesica urinaria. Gejala berupa disuria, stranguria, frekuensi, urgensi, urin berbau busuk, inkontinensia, hematuria, nyeri supra pubik.
- Pielonefritis, merupakan infeksi pada parenkim ginjal. Gejala berupa demam (>38C), gejala tidak spesifik (rewel, tidak nafsu makan, gagal tumbuh, muntah, diare, letargi)
Klasifikasi berdasarkan episode
Infeksi pertama, infeksi rekuren (unresolved, persisten, reinfeksi)
Klasifikasi berdasarkan gejala
- Bakteriuria asimtomatik hal ini bisa terjadi karena host merespon patogen dengan baik atau dibantu oleh bakteri nonvirulen sehingga patogen melemah dan tidak menimbulkan gejala.
- Bakteriuria simtomatik terdiri dari gejala iritatif, nyeri suprapubik, demam dan malaise.
Klasifikasi berdasarkan faktor yang mempersulit
- ISK simplex (uncomplicated), suatu infeksi pada traktus urinarius dengan keadaan morfologi, fungsi, fungsi ginjal, sistem imun yang baik.
- ISK komplex (complicated), suatu infeksi pada bayi baru lahir, pada pasien dengan bukti pielonefritis dan pada anak dengan obstruksi mekanis atau fungsi atau masalah pada traktus urinarius atas dan bawah.
Diagnosis
- Tanda dan gejala
- Demam
- Disuria
- Stranguria
- Frekuensi
- Urgency
- Urin berbau busuk
- Inkontinensia
- Hematuria
- Nyeri supra pubik
- Nyeri pinggang
- Sampel urin, analisis dan kultur
- Sampel urin
Terdapat 4 metode memperoleh urin dari bayi dan anak non-toilet training:
- Kantong plastik ditempelkan pada genital yang sudah dibersihkan
- Clean catch urine, kontainer kecil diletakan dibawah genital. Perlu banyak waktu dan instruksi pada orang tua. Tingkat kontaminasi 26%
- Kateterisasi, namun tingkat kontaminasi tinggi
- Aspirasi suprapubik, paling aman untuk menghindari kontaminasi. Memerlukan bantuan USG sebagai panduan
- Pada anak dengan toilet training, sampel urin midstream dapat dilakukan.
- Analisis
Dipstik dan mikroskopis merupakan metode yang paling sering untuk analisis urin. Dipstik digunakan untuk menilai nitrit, leukosit esterase, protein, glukosa, darah. Sedangkan mikroskopik untuk memeriksa bakteriuria dan piuria.
- Kultur
Jika dipstik dan urinalisis hasilnya positif maka wajib melakukan kultur untuk menegakan ISK.
- Pemeriksaan darah
Pemeriksaan DL dan elektrolit harus dilakukan pada ISK dengan demam. Procalcitonin dapat dijadikan sebagai marker.
- Pemeriksaan pencitraan
Dilakukan setelah resolusi infeksi akut.
TATALAKSANA
- Bakteriuria asimtomatik
Pada bakteriuria asimtomatik tanpa adanya leukosituria, pemberian antibiotik harus dihindari kecuali ISK menyebabkan masalah atau sedang dalam persiapan pembedahan. Jika terdapat anak dengan bakteriuria asimtomatik tanpa adanya malformasi dari traktus urinarius disarankan melakukan pemantauan secara periodik tanpa pemberian obat antibiotik.
- Sistitis pada anak >3 bulan
Pemeberian antibiotik empiris disarankan. Seperti nitrofurantoin, trimethoprim-sulfamethoxazole, amoxicillin clavulanate, sulfonamide, cephalosporin. Berdasarkan pola resistensi kuman amoxicilin dan cephalosporin generasi pertama tidak disarankan untuk terapi empiris.