Tahukah Bunda dan Ayah seperti kita ketahui dalam praktek medis keseharian hubungan antara dokter dengan pasien tak lepas dari pemberian obat-obatan untuk mengobati penyakit dan gejala yang dikeluhkan pasien. Hubungan ini yang mendasari timbulnya suatu kebutuhan akan obat yang kemudian dikonsumsi oleh pasien sehingga dapat membantu meringankan gejala penyakit yang diderita. Namun, disisi lain ternyata obat-obatan yang dikonsumsi memiliki resiko untuk menimbulkan efek samping. Pemilihan pemberian obat oleh seorang dokter kepada pasien berperan penting untuk mencegah hal ini. Sehingga angka kejadian reaksi alergi oleh obat dapat dihindari.
Yuk simak selengkapnya untuk informasi lengkap tentang alergi obat !
Obat adalah suatu senyawa baik digunakan untuk mengobati penyakit. Sedangkan, efek samping obat adalah kondisi yang muncul diluar efek dari pengobatan yang diharapkan. Kondisi ini muncul pada obat dikarenakan adanya perbedaan kondisi tubuh dari personal masing-masing. Contoh dari efek samping obat adalah mual, muntah, nyeri perut, pusing, berdebar, mengantuk, reaksi alergi dll. Hal ini harus dibedakan dengan alergi obat yaitu salah satu efek samping obat yang berkaitan dengan sistem imun.
Resiko terjadinya alergi obat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah jenis obat, berat molekul obat, kimiawi obat, regimen pengobatan, faktor pejamu (pasien), atopi, penyakit tertentu, gangguan metabolisme dan lingkungan. Tata cara pemberian obat pun berpengaruh terhadap kecepatan reaksi alergi obat, pemberian oral lebih lambat dibandingkan intavena. Pada usia muda dan jenis kelamin wanita cenderung lebih sering terjadi alergi obat.
Gejala reaksi alergi obat dapat timbul ringan sampai dengan berat. Gejala ringan yang dapat timbul kebanyakan terdiri dari timbulnya ruam-ruam kemerahan di kulit (eksantema), Kaligata/Biduran/bentol-bentol (urtikaria), bengkak pada bagian tubuh terutama bagian saluran pernapasan seperti bibir, tenggorok (angioedema), gatal-gatal (pruritus), mata berair, mata terasa gatal dan kadang bersin. Pada reaksi yang berat dapat muncul gangguan pernapasan, kelainan fungsi jantung dan tekanan darah yang sangat rendah menyebabkan syok. Reaksi jenis ini disebut dengan reaksi anafilaktik. Reaksi ini dapat terjadi pada orang-orang yang sangat sensitif, misalnya setelah makan atau minum obat tertentu atau setelah disengat lebah langsung menimbulkan gejala.
Secara umum dokter akan menanyakan tentang deskripsi gejala, riwayat atopi dan penyakit lainnya serta pemicu dan faktor lingkungan hidup disekitar penderita. Ketika dokter mencurigai adanya reaksi alergi obat, maka dokter akan menanyakan tentang riwayat pemakaian obat dan waktu munculnya gejala. Alergi obat biasanya muncul setelah pajanan kedua dan telah disingkirkan kemungkinan dari penyebab lainnya dari klinis yang muncul.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menentukan reaksi alergi obat yaitu tes kulit untuk reaksi hipersensitivitas cepat (IgE), tes tempel, tes provokasi atau tes dosing, tes RAST (tes radioallergosorbent), pengukuran IgG atau IgM yang spesifik untuk obat, pengukuran aktivasi komplemen, pengukuran penglepasan histamin atau mediator lain dari basofil dan mengukur mediator inflamasi lainnya.
Jenis Obat yang sering menyebabkan alergi :
Setelah Bunda dan Ayah mengetahui tentang informasi mengenai alergi obat, ada baiknya untuk segera lakukan pemeriksaan jika Ananda mengalami gejala keluhan seperti pada artikel ini. Biasanya
Hal pertama yang akan dokter lakukan adalah pencegahan atau menghentikan pemberian obat yang dicurigai atau diketahui menyebabkan reaksi alergi obat. Sebisa mungkin mengganti regimen obat tersebut dengan obat dari golongan lain serta menambahkan obat-obatan untuk mengontrol alergi dan gejala lain yang timbul. Jika gejala ringan maka akan membaik dalam beberapa waktu. Namun, jika gejala semakin memburuk timbul gangguan pernapasan dan jantung maka pasien akan diberikan obat-obatan melalui jalur intravena sambil diberikan pertolongan untuk menjaga saluran napas.
Nuzulul & I Dewan. 2010. Reaksi Hipersensitivitas.
Pandapotan & Rengganis. 2016. Pendekatan Diagnosis Dan Tatalaksana Alergi Obat. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia
Informasi tentang rumah khitan cirebon yang menggunakan teknologi modern dan paling di rekomendasikan untuk khitan segera hubungi JAGOAN KHITAN