Metode Laser atau Cauter Berbahaya?  SIMAK YUK PENJELASANNYA !

Metode Laser atau Cauter Berbahaya? SIMAK YUK PENJELASANNYA !

Apakah khitan metode laser atau cauter berbahaya?

Berkhitan adalah menjadi suatu tradisi dalam masyarakat Indonesia terutama bagi penganut agama islam. Hal ini karena merupakan bagian dari anjuran agama dan dalam rangka menjaga kebersihan diri untuk menghindari berbagai penyakit yang dapat timbul contohnya seperti HIV.

Dalam khitan terdapat berbagai metode yang dapat digunakan seperti cauter atau “laser”, klamp, bipolar maupun stapler. Semua metode memiliki prinsip yang sama yaitu membuang kulit berlebih atau kulup yang menutupi glans penis. Namun, terdapat pemberitaan terbaru yang mengatakan bahwa

khitan dengan menggunakan laser/cauter itu berbahaya.

Diantaranya dapat menimbulkan kerusakan jaringan, gangguan syaraf maupun terpotongnya glands. Tidak bisa dipungkiri memang khitan menggunakan laser/cauter memang berbahaya. Sama halnya dengan metode yang lain pun sama berbahayanya jika tidak digunakan sesuai dengan standar pengerjaan yang baik dan operator yang baik.

Elektrocauter digunakan untuk memotong jaringan kulit yang akan dibuang saat proses khitan atau sunat. Memang jaringan kulit, termasuk jaringan saraf, jaringan ikat pembuluh darah dan sebagainya yang akan dibuang tersebut tidak dibutuhkan lagi.

Sehingga, memang setelah dipotong jaringan tersebut akan mati dan dibuang. Sedangkan bagian yang masih menpel dengan bagian penis yang masih sehat akan bertumbuh dan tetap berfungsi.

Kejadian kepala penis terpotong oleh cauter adalah suatu kondisi yang terjadi karena kesalahan saat melakukan teknis tindakan khitan atau sunat, bukan karena alatnya sendiri. Seharusnya operator mengukur batas pemotongan kulit dan memberi tanda serta mengamankannya dengan klem.

Jagoan Khitan adalah rumah sunat modern yang melayani di wilayah III Cirebon dengan metode khitan modern dengan teknologi canggih, meliputi layanan untuk daerah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan.

Layanan : khitan bayi, sunat bayi, khitan anak, sunat anak, khitan dewasa, sunat dewasa, khitan gemuk, sunat gemuk, khitan autis, sunat autis, khitan anak kebutuhan khusus, sunat anak kebutuhan khusus, khitan revisi, sunat revisi, dll

Di jagoan khitan metode dengan jenis laser/cauter dan metode lainnya ditangani langsung oleh dokter profesional dan juga ditangani oleh tenaga medis yang berpengalaman dan bersertifikat.

KLIK DISINI UNTUK INFORMASI KESEHATAN DAN KHITAN SELENGKAPNYA

APA ITU ANASTESI LOKAL ?

APA ITU ANASTESI LOKAL ?

Definisi

Anastesi memiliki arti yaitu pembiusan. Asal kata anastesi terdiri dari 2 kata dalam bahasa yunani an- “tidak/tanpa” dan aesthetos “persepsi, Anastesi lokal merupakan jenis pembiusan yang menyebabkan blokade sensasi dan rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu pada area sekitar obat bius masuk. Berbeda halnya dengan anastesi umum yang menyebabkan tidak sadarkan diri sehingga sensasi dan rasa nyeri tidak dirasakan lagi pada seluruh tubuh.

Cara kerja

Cara kerja lokal anastesi dip perankan oleh ion calcium (Ca) dan ion sodium (Na) pada sel saraf. Diawali dengan di masuknya anastesi lokal menyebabkan perubahan komposisi ion Na dalam sel. Hal ini disebabkan karena anastesi lokal merupakan obat yang memiliki efek competitif antagonis dengan reseptor ion Ca di membran sel. Dimana ion Ca menempel pada reseptornya di membran sel pada kanal ion Na. Ketika obat anastesi lokal menempel pada reseptor ion Ca di kanal sodium membran sel akan menyebabkan penurunan dari pertukaran ion Na yang akan menyebabkan penurunan depolarisasi dan kegagalan untuk mencapai potensial aksi yang normalnya memiliki kadar 5-6 kali lebih besar dari minimal yang diperlukan untuk hantaran konduksi.

Ion Na akhirnya gagal masuk ke axon dari saraf sehingga potensial aksi tidak terjadi. Membran saraf menjadi dalam keadaan polarisasi karena tidak adanya perpindahan ion. Impuls tidak terjadi, energi tidak dihasilkan sehingga blokade saraf pun terjadi akibat lokal anastesi.

Jenis anastesi lokal

Bahan Anastesi lokal terbagi menjadi 2 golongan yaitu ester dan amida. Beberapa bahan yang termasuk dalam golongan ester yaitu kokain, prokain, kloroprokain, tetrakain. Untuk bahan yang termasuk dalam golongan amida seperti lidokain, mepivakain, bupivakain, prilokain, etidokain dan artikain dll. Berikut adalah timeline penemuan obart anastesi lokal.

Durasi Anastesi

Penambahan Vasokontriksi

Vasokonstriktor merupakan obat tambahan yang penting untuk anastesi lokal, dengan beberapa alas an:

  • Dengan vasokontriksinya pembuluh darah akan menyebabkan penurunan aliran darah ke lokasi dimana obat diberikan
  • Mengurangi absorpsi ke jantung
  • Menurunkan resiko toksisitas akibat anastesi
  • Dapat meningkatkan lama kerja dari obat anastesi lokal
  • Vasokonstriksi menurunkan pendarahan pada lokasi pemberian obat sebagai antisipasi.

Vasokonstriktor yang biasanya digunakan adalah yang serupa dengan mediator sistem saraf simpatik seperti epinefrin dan norepineprin. Cara kerjanya seperti respon saraf adrenergik sehingga diklasifikasikan sebagai obat simpatomimerik atau adrenergik. Berikut dibagi menjadi 3 jenis dari vasokonstriktor.

  • Direct acting, bekerja langsung pada reseptor adrenergic
  • Indirect acting, bekerja secara tidak langsung dengan merangsang pelepasan norepineprin dari saraf adrenergic terminal
  • Mix acting, campuran antar keduanya

Berikut adalah dosis vasokonstriktor umum yang digunakan untuk anastesi lokal :

Epineprin merupakan vasokonstriktor yang paling sering digunakan dalam keseharian. Namun, perlu diperhatikan efek samping epineprin, karena pada penelirian terbaru menunjukan dapat meningkatkan kardiak output dan stroke volume. Pada pasien dengan penyakit jantung dan tiroid pemberiannya akan mengakibatkan reaksi simpatomimetik seperti gelisah, takikardim berkeringat dingin dan palpitasi atau disebut juga dengan reaksi epineprin.

Jalur pemberian anastesi lokal

  1. Pemberian secara peroral

Lokal anastesi sangat jelek di absorbs oleh sistem gastrointestinal. Kebanyakan lokal anastesi khususnya lidocaine setelah pemberian oral dan di cerna oleh sistem gastrointesntinal memasuki sirkulasi heoar dan sekitar 72% metabolinya di transformasi menjadi metabolit inaktif.

  1. Pemberian secara topical

Anastesi lokal akan diserap dengan kecepatan yang berbeda tergantung lokasi membrane mukosa. Pada mukosa trakea tingkat absorpsinya hampir sama dengan pemberian intavena. Obat yang biasa diberikan seperti epineprin, lidocaine, atropine, naloxone dan flumazenil digunakan untuk keadaan darurat. Sedangkan absorpsi lebih lambat pada mukosa pharynx. Pada mukosa esophagus ataupun vesica urinary lebih lambat dari pharynx. Ketika terdapat bagian kulit yang tidak utuh (luka bakar) penggunaan anastesi lokal dapat menghasilkan efek anastesi.

  1. Pemberian secara injeksi

Injeksi yang dapat dilakukan yaitu dengan injeksi subcutan, intramuscular dan intravena. Pemberian intravena menghasilkan efek kerja yang sangat cepat biasanya dipakai untuk pertolongan pada dysritmia ventrikular. Namun, semakin cepat efek kerja semakin banyak metabolit anastesi dalam dalam menyebabkan memicu reaksi efek samping yang besar kecuali jika manfaat lebih besar dirasakan.  

Distribusi

Ketika anastesi lokal masuk ke dalam darah sebagian besar akan mengalami distribusi cepat ke otak, liver, ginjal, paru dan jantung. Sedangkan untuk bagian lemak dan skeletal mengalami distribusi lambat karena daya perfusi rendah pada organ tersebut.

Biotranformasi Anastesi Lokal

  1. Golongan Ester

Ester merupakan anastesi lokal tipe terhidrolisis oleh plasma. Tingkat hidrolisis mempengaruhi tingkat toksisitas. Berikut adalah table yang menunjukan tingkat hidrolisis dari golongan ester.

Semakin cepat terhidrolisis, semakin rendah toksisitasnya seperti chloroprocain. Sedangkan tetracaine terhidrolisis 16 kali lebih lambat dibandingkan dengan chloropocaine memiliki potensial toxin lebih besar.

  1. Golongan Amide

Biotransformasi amide lebih complek dibandingkan ester. Lidocaine, mepivacaine, etidocaine dan bupivacaine dimetabolisme di liver. Sedangkan prilocaine utamanya dimetabolisme di liver namun dapat juga di paru. Articain memiliki molekul campuran ester dan amide sehingga di metabolism di darah dan liver.

Eksresi

Ginjal merupakan organ utama untuk eksresi anastesi lokal. Golongan ester hanya terdapat sedikit dalam urin karena sudah terhidrolisis di plasma. Berbeda halnya dengan golongan amide yang kandungannya besar dalam urin. Sehingga pada pasien dengan gangguan ginjal tidak disarankan untuk menggunakan anastesi lokal.

Malamed, Stanley. 2011. Handbook of Local Anasthesia

 

Informasi tentang rumah khitan cirebon yang menggunakan teknologi modern dan paling di rekomendasikan untuk khitan segera hubungi JAGOAN KHITAN