Mar 23, 2022 – Jagoan Khitan
istimewa
Luka merupakan suatu bentuk kerusakan jaringan pada kulit yang disebabkan oleh kontak fisika (dengan sumber panas), Hasil dari tindakan medis maupun karena perubahan kondisi fisiologis. Ketika terjadi luka, tubuh merespon luka secara alami dengan melakukan proses penyembuhan luka melalui kegiatan bioselulaer dan biokimia yang terjadi secara berkesinambungan. Pada sunat luka sengaja dibuat dengan cara memotong kulup.
Berdasarkan waktu penyembuhan luka dibagi menjadi :
Luka akut merupakan cedera jaringan yang bisa pulih kembali seperti keadaan normal dengan bekas luka minimal dalam rentang waktu minimal 8-12 minggu. Penyebab luka akut adalah cedera mekanik karena faktor eksternal, karena kontak kulit dengan permukaan keras atau tajam, luka tembak dan luka pasca operasi. Penyebab lainnya adalah luka bakar dan cedera kimiawi seperti terkena sinar radiasi, tersengat listrik, terkena cairan kimia yang bersifat korosif.
Luka akut biasanya terjadi pada individu normal, sehat dan dapat dilakukan penutupan luka secara primer atau dibiarkan menyembuh secara sekunder.
Luka kronik sendiri merupakan proses pemulihan luka yang berlangsung lambat dengan waktu penyembuhan lebih dari 12 minggu. Luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan awal, dapat karena factor eksternal maupun internal.
Proses penyembuhan luka memiliki sifat kompleks dan dinamis. Karena adanya peran dari kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi berkesinambungan hal inilah yang menyebabkan proses penyembuhan luka iap individu berbeda. Dengan tetap tujuan akhirnya adalah pemulihan fungsi dan integritas jaringan. Proses penyembuhan luka tidak hanya melibatkan jaringan lokal yang mengalami luka tetapi juga dipengaruhi oleh factor endogen, seperti umurm nutrisi, imunologi, pemakaian obat-obatan dan kondisi metabolic.
Secara garis besar proses penyembuhan luka dibagi menjadi 5 fase:
Hemostasis merupakan proses pembekuan darah. Ketika terjadi perlukaan dan menyebabkan resiko terpapar bakteri maupun antigen pada daerah luka tinggi, pendarahan juga mengaktifkan proses hemostasis yang menginisiasi pengeluaran eksudat seperti faktor pembekuan darah ke lokasi luka. Hemostasis juga berperan protektif dalam penyembuhan luka. Pelepasan protein yang terbawa bersama eksudat ke daerah luka mengakibatkan sel fagosit masuk dan memakan sel-sel yang mati.
Eksudat sendiri merupakan cairan yang diproduksi dari luka kronik dan akut yang berperan kunci dalam penyembuhan luka, mengaliri luka secara berkesinambungan dan menjaga daerah luka tetap lembab. Selain itu, memberikan nutrisi dan berperan untuk pembentukan epitel baru.
Fase ini dimulai saat setelah perlukaan sampai dengan hari ke 3-4. Pada tahap ini akan terjadi udema (bengkak), ekimosis (memar), kemerahan dan nyeri. Inflamasi terjadi karena reaksi imun tubuh terhadap luka baru.
Terjadi pergerakan sel epitel dan fibroblast pada daerah luka menggantikan sel yang rusak atau hilang. Sel ini meregenerasi dari tepi sampai menebal ke area perlukaan tertutup.
Fase ini lanjutan dari fase inflamasi yaitu hari ke 4 sampai dengan hari ke 21. Pada tahap ini terjadi neoangiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru), pembentukan jaringan tergranulasi dan pembentukan epitel kembali. Diawali dengan lapisan awal yang tipis kemudian membentuk jaringan baru yang belum sempurna disebut dengan jaringan granulasi. Jaringan granulasi terbentuk karena mulai adanya pembentukan pembuluh darah baru dan ditambah dengan pembentukan kolagen oleh sel fibroblast sehingga menyebabkan ikatan antar luka menguat. Sel epitel terus terbentuk dan perlahan-lahan mengeras dan memberikan waktu kolagen untuk memperbaiki jaringan.
Fase ini terjadi dari hari ke 21 dan berlanjut sampai luka sembuh secara sempurna. Pada tahap ini terjadi pembentukan jaringan ppenghubung seluler dan penguatan epitel baru. Namun ditentukan besar kecilnya luka. Sel kolagen baru mulai menyatu, menekan pembuluh darah dalam penyembuhan luka, sehingga bekas luka menjadi rata dan tipis. Kemudian Jaringan granulasi mulai berubah menjadi massa yang lebih baik dan sempurna dalam waktu beberapa bulan sampai 2 tahun.
Referensi:
Purnama & Sriwidodo. Review Sistematik: Proses Penyembuhan dan Perawatan Luka. Farmak