Jagoan Khitan
Banyak orang tua ragu apakah mengkhitankan anak di bulan Ramadhan diperbolehkan atau justru sebaiknya ditunda. Mereka khawatir khitan bisa membatalkan puasa atau membuat anak tidak nyaman dalam menjalankan ibadah Ramadhan. Namun, apakah benar khitan di bulan Ramadhan tidak dianjurkan? Ataukah justru ada keutamaan tertentu yang bisa diperoleh?
Beberapa mitos berkembang di masyarakat, seperti anggapan bahwa khitan di bulan Ramadhan bisa membatalkan puasa atau membuat anak lemah sehingga sulit beribadah. Padahal, secara medis dan syariat Islam, ada fakta-fakta menarik yang perlu diketahui sebelum memutuskan apakah akan mengkhitankan anak di bulan Ramadhan atau tidak.
Mari kita bahas lebih dalam mengenai hukum khitan di bulan Ramadhan berdasarkan dalil-dalil Islam serta pertimbangan kesehatan yang bisa menjadi panduan bagi orang tua yang ingin mengkhitankan anaknya di bulan suci ini.
Khitan atau sunat adalah syariat yang dianjurkan dalam Islam. Dalam hadis Nabi Muhammad SAW, disebutkan bahwa khitan merupakan bagian dari fitrah seorang Muslim.
“Fitrah ada lima: khitan, mencukur rambut kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mayoritas ulama sepakat bahwa khitan adalah wajib bagi laki-laki dan dianjurkan bagi perempuan. Namun, bagaimana dengan pelaksanaannya di bulan Ramadhan?
Salah satu pertanyaan utama yang sering muncul adalah apakah prosedur khitan dapat membatalkan puasa anak. Untuk menjawab ini, kita bisa merujuk pada prinsip-prinsip dasar fiqih:
Khitan bukan termasuk hal yang membatalkan puasa
Dalam Islam, puasa batal jika seseorang makan, minum, atau melakukan hubungan suami istri secara sengaja.
Khitan tidak termasuk dalam kategori ini, sehingga secara hukum tetap sah bagi seorang anak yang sedang berpuasa.
Jika Anak Tidak Mampu Berpuasa Setelah Dikhitan
Jika setelah khitan anak mengalami kelelahan atau nyeri yang cukup berat hingga harus berbuka puasa, maka ia diperbolehkan berbuka dan mengganti puasanya di hari lain.
Ini sesuai dengan kaidah Islam bahwa seseorang yang dalam kondisi sakit atau mengalami kesulitan dibolehkan tidak berpuasa.
Bukan hanya sekadar diperbolehkan, khitan di bulan Ramadhan ternyata juga memiliki beberapa keutamaan dan manfaat, baik dari segi agama maupun medis:
Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah, dan segala bentuk ibadah yang dilakukan di dalamnya akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Mengkhitankan anak pada bulan ini dapat menjadi bagian dari upaya menjalankan syariat Islam dengan penuh keberkahan.
Bagi anak-anak yang masih bersekolah, Ramadhan sering kali bertepatan dengan masa libur sekolah. Ini menjadi momen ideal karena anak bisa lebih fokus dalam masa pemulihan tanpa terganggu oleh aktivitas sekolah.
Karena anak-anak lebih banyak beristirahat di rumah selama Ramadhan, proses pemulihan pasca-khitan pun bisa berjalan lebih baik. Dengan aktivitas yang lebih ringan dan pola makan yang lebih teratur saat sahur dan berbuka, tubuh anak bisa lebih cepat pulih.
Setelah dikhitan, anak akan merasa lebih siap untuk menjalankan ibadah dengan sempurna, terutama dalam menjaga kebersihan dan kesucian diri. Hal ini bisa menjadi momen yang baik untuk mendidik anak agar lebih memahami pentingnya bersuci dalam Islam.
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa khitan di bulan Ramadhan hukumnya boleh dan tidak membatalkan puasa. Bahkan, ada berbagai manfaat baik dari segi agama maupun kesehatan yang bisa didapatkan jika dilakukan di bulan suci ini.
Bagi orang tua yang masih ragu, pastikan memilih klinik khitan yang profesional dan berpengalaman agar anak mendapatkan pengalaman yang nyaman serta proses penyembuhan yang optimal.
Jagoan Khitan siap membantu Anda dengan layanan khitan modern yang ramah anak, cepat sembuh, dan minim rasa sakit. Pastikan anak Anda mendapatkan pengalaman khitan terbaik di bulan penuh berkah ini! Hubungi kami sekarang untuk informasi lebih lanjut dan jadwalkan sesi khitan anak Anda!